Drum Minyak dan Peluit oleh Mazka Hauzan (Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Nasional Gelis#2 (Gerakan Menulis #2) yang diselenggarakan oleh HIMA PGSD Kampus II FIP Universitas Negeri Yogyakarta, 2020) Dalam pelukanku, Sabina menangis meraung-raung, menjerit-jerit sampai serak memanggil ayahnya, meski ia tahu sang ayah telah tiada: gugur sebagai syuhada. Tangannya menggapai-gapai, hendak meraih jasad sang ayah di balik punggungku, yang telah terbungkus kafan dan siap dikebumikan. Kubawa Sabina menjauh dari pekuburan. Sekian menit kemudian, telingaku menangkap sayup suara azan. Tak mampu lagi kutahan, air mataku menetes-netes. Dadaku sesak bukan buatan. Tuhan…. Mengapa… mengapa menjadi orang lemah terasa begini menyakitkan? *** Tlg kirimi ayah pulsa 100 rb di nmr 08xxxx ya. Penting. Ayah sdg di kantor polisi. Pesan singkat itu masuk ke ponsel Sabina sepuluh menit lalu. Ia baca pesan itu berulang kali. Hari gini , siapa saja yang telah terbiasa menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dan bers